miércoles, 9 de mayo de 2018

Damailah


Sulit bagiku melihat diriku sebagai “siapa” di tengah kota ini, di tengah negara ini bahkan di dunia ini. Terkadang aku bertanya “apakah aku sudah memberi arti?” Aku hanya orang kecil. Tapi, apa yang bisa aku lakukan? Bukankah semua manusia sama? Bila aku menganggap diriku kecil, bukankah aku diciptakan sama seperti mereka yang kuanggap orang-orang besar?

Baiklah, agar hatiku lebih damai, aku harus mencari titik temu antara kekacauan pikiranku dengan kedamaian hatiku. Aku melihat dunia ini secara keseluruhan adalah kerajaan. Sebuah kerajaan yang dipimpin oleh raja. Kita adalah orang-orang yang berada di bawah pemerintahan raja. Ada yang bekerja di kerajaan, ada yang bekerja di luar dan ada yang hanya mengurus keluarganya, namun tetap saja semua di bawah perintah raja.

Besar kecilnya pekerjaan semua ditentukan oleh raja. Raja akan memberikan perintah untuk dilakukan sesuai kemampuan rakyatnya. Bila ia memberikan tugas pada orang yang tidak mampu, itu hanya akan mencelakakan diri rakyatnya dan tidak pula menguntungkan raja. Bukan untuk membuktikan bahwa rakyat yang bekerja di dalam istana lebih hebat daripada rakyat yang bekerja di sawah. Bukankah orang-orang yang bekerja di kerajaan pun mendapat makan dari hasil kerja petani?
Maksudku adalah agar kita tidak sombong dan tidak pula berkecil hati. Namun, agar kita semakin mengerti bahwa sebenarnya tugas kita adalah mengerjakan apa yang diperintahkan oleh raja kita.

Bila ada rakyat yang menganggap dirinya hebat, lihatlah bahwa ia dan kita sama-sama rakyat. Ini hanya tentang kita dipilih sebagai apa dan kita berjuang untuk apa. Namun kita masih bisa bahagia dengan kehidupan kita sendiri. Kita hanya perlu bersyukur. Melihat apa yang ada pada kita. Manusia mudah sekali untuk jenuh. Setiap hari dengan hal yang kita anggap enakpun, akan membuat kita jenuh, ingin mencari kebahagiaan jenis lain. Ya, kita adalah rakyat. Mari kerjakan apa perintah raja! Kita semua sedang bekerja. Jangan saling merendahkan dan jangan pula rendah diri. Apapun pekerjaan kita sekarang, berilah yang terbaik. Bila kita petani, jadilah petani yang sungguh-sungguh agar persediaan di lumbung ada. Bila kita pekerja dapur, jadilah tukang masak yang terbaik untuk memberi kelezatan dan kenikmatan makanan pada orang-orang dan juga raja. Bila kita adalah penjaga gerbang kerajaan, jadilah penjaga yang memberi keamanan dan kenyaman. Bila kita adalah tukang pos kerajaan, antarkanlah pesan hingga ke tujuan. Bila kita sebagai orang-orang pemerintahan di kerajaan, memerintahlah dengan sebaik-baiknya. Semua adalah pelayan. Ya, pelayan raja. Kita semua sama. Kita semua boleh bahagia. Bila kita merasa kita paling hebat, itu mungkin menurut standar kita. Bila kita merasa kita paling tidak berharga itu mungkin menurut standar kita pula. Karena raja menganggap semua rakyatnya berharga. Semua pada pekerjaannya masing-masing yang secara tidak sadar saling mendukung dan menjaga pertalian agar bertahan dalam hidup.
Siapapun kita di dunia nyata ini, layanilah sesama seperti kita melayani Tuhan. Lakukan yang terbaik! Bersyukurlah! Kita semua bisa bahagia. Bila kita merasa kita paling tidak berarti atau paling hebat, itu menurut standar kita. Kita adalah ciptaan Tuhan yang memiliki arti sehingga kita diciptakan. Syukurilah hidup. Jangan lagi membanding-bandingkan diri dengan yang lainnya, mereka juga sedang bekerja seperti rakyat yang juga bekerja untuk raja.

Sumber Gambar : https://www.praisebanners.com/mercy-peace-and-love-be-yours-peace-in-christ-banner.htm

No hay comentarios:

Publicar un comentario